Bel pulang sekolah sudah berbunyi. Semua murid pun berbondong-bondong keluar dari gerbang. Sedangkan aku dan Jungkook masih diatap.
"Seulbinna, kamu mau pulang bareng gue ngga?" tanyanya
"Ne...Kajja..Kajja..." ucapku sambil membawa gitar.
Sebenarnya hatiku ini masih dalam keadaan bimbang, aku masih bingung dengan kedua namja tampan ini. Tetapi aku harus memikirkannya dirumah saja. Dan bersikap seperti biasanya.
Kami berdua langsung turun.Tiba-tiba saat sampai didepan ruang laboratorium aku melihat dari kejauhan didepanku ada Jiminn dan Taehyung. Tanpa berfikir panjang aku langsung menarik Jungkook masuk keruang laboratirium. Dan menutup mulutnya.
"Ya Jimin, gue kayaknya tadi ngeliat Kim Seulbin masuk keruang Laboratorium deh." Ucap Taehyung.
"Masa, Sendirian? Coba ayo periksa." Ucap Jimin
*Krekkkk....(pintu dibuka)
Jimin membuka pintunya dan memeriksanya sedangkan aku dan Jungkook ada dibelakang pintu. OMG, tubuhku dan tubuhnya Jungkook sudah sangat erat sekali. Hingga bibir Jungkook sudah menyentuh keningku. Aku menutup mataku dan menahan nafasku.
Lumaya lama Jimin memeriksa ruang Laboratorium, akhirnya Jimin langsung menutupnya lagi. Untung saja Jimin tak melihatku. Dan mereka langsung pergi lagi. Sedangkan aku dan Jungkook masih terdiam. Jungkook menatapku, dan dia langsung mencium bibirku. Dia menciumku dengan lembut. Dan akhirnya aku tergoda dengannya. Aku membalas ciumannya. Astaga sepertinya kami terlalu nafsu hingga tak mengingat waktu pulang. Jungkook sepertinya lelah dengan posisinya yang menyender didinding. Jungkok tiba-tiba mendorongku dan aku berjalan mundur tiba-tiba aku terjatuh karenaa aku tak bisa menyeimbangkan jalannya Jungkook yang terlalu cepat.
*Brukkkk.....
Aku tertindih oleh Jungkook (OMG Posisi ini)
Jungkook dan aku melepaskan ciumannya. Jungkook menatapku, aku bisa membaca tatapan Jungkook padaku. Aku menggelengkan kepalaku kepadanya. Jungkook memegang pundakku. Dan aku menghentikan tangannya.
"Jangan! Jangan terlalu berlebihan. Kumohon" ucapku
Jungkook pun langsung berdiri dan membangunkanku.
"Mian..." ucapnya sambil memelukku.
"Gwenchana...." Ucapku sambil membalas pelukkannya.
"Baiklah sekarang kita pulang." Ucap Jungkook sambil menggandeng tanganku.
"Ne...Kajja" ucapku.
Kami langsung pergi mengambil tas dan segera pulang.
.....
Diperjalanan kami saling mengobrol tentang kesukaan masing-masing. Hingga jungkook bertanya soal Park Jimin.
"Oh ya, Park Jimin itu siapa lo?" ucapnya
"Oh...Jimin, dia adalah teman masa kecil gue. Gue sama dia ud bertemen dari dulu. Gur udah nganggep dia sebagai saudara gue sendiri. Emang kenapa?"ucapku
"mmm...Gpp sih, lo suka sama dia ngga?" ucapnya
"hahaha... ya gak mungkinlah, gue kan sukanya sama lo. Ups" keceplosan.
"Apa lo bilang?" ucap Jungkook
"ha?....ani..ani.." ucapku
"Lo beneran suka sama gue? Jujur aja." Ucap Jungkook
"mmm... ya sebenernya... iya" ucapku
"Lo mau pacaran sama gue ngga?" ucapnya
"Lo ya..." ucapku terpotong oleh nada dering teleponnya Jungkook.
Jungkook mendapat telepon , entah dari siapa. Tapi dia tiba-tiba langsung bilang...
"Seulbinna...Mian, aku harus segera pulang sekarang"ucapnya sambil mencium keningku dan mengayuh sepedahnya dengan kencang.
Aku berjalan sendiri hingga akhirnya tiba didepan rumah. Setelah sampai didepan gerbang rumah, aku teringat gitar. Aku langsung berlari kesekolah dan mencari gitarnya. Aku mengingat gitar itu ada di laboratorium. Aku berlari sangat kencang kehalte bis. Yap tepat waktu, saat aku sampai dihalte bis sedang menunggu.
"Paman.... Tunggu aku!" teriak aku kepada pak supir.
Aku langsung menaiki bis dan berhenti depan gerbang sekolah. Aku langsung turun dan berlari menuju ruang laboratorium.
Untung saja masih ada gitarnya. Aku langsung pulang dengan berjalan kaki. Karena sekarang baru jam 08.30 pm aku putuskan untuk berjalan kaki. Saat diperjalanan aku melihat Park Jimin yang sedang minum di kaki lima. Aku pun segera menghampirinya.
"Woy...Park Jimin, lo mabuk ya?" ucapku sambil mengagetkan Jimin.
"Ayo kita jalan-jalan sebentar. Nanti gue anter pulang." Ucap Jimin
"Ayo...Kita mau kemana?" ucapku
"Kita ketaman ajalah." Ucap Jimin
"Oh..oke oke" ucapku
Akhirnya kami berangkat ketaman yaang biasa kami kunjungi dulu. Saat diperjalanan, Jimin hanya diam dan menggenggam tanganku dengan erat. Tangannya sangat dingin.
"Jimin, apa kamu baik-baik saja?" ucapku khawatir.
"Ne...Gwenchana. Tenang saja. Aku hanya butuh hiburan." Ucapnya
Perasaan ku sangat aneh dengan Jimin kali ini. Aku merasa seperti ada yang aneh dihatiku ini. Sebelum sampai ditaman, disebrang jalan ada minimarket. Jimin menyuruhku untuk menunggunya karena ia ingin membeli makanan dan minuman. Dan aku menunggunya. Aku melihat cara jalannya, sepertinya dia sedang sakit.
*Kringggg...(Telepon dari Ibuku)
"Ne...Eomma?" ucapku
"Kamu dimana, ini sudah malam." Ucap ibu
"Aku sedang bersama......" Tiba-tiba ucapanku terhenti, handphoneku dan tas gitarku terjatuh.
"YA....PARK JIMIN" aku berteriak, tepat didepan mataku Jimin tertabrak mobil besar. Aku langsung berlari ke Jimin. Darahnya mengalir deras.
"Bisakah kalian telepon ambulan" ucapku sambil menangis.
Tak lama kemudian ambulan datang dan langsung nmengangkatnya dan membawanya ke Rumah Sakit.
Bersambung.....
Tunggu Chapter berikutnya ya chingu....
Please Shere and Comments^^
Gomawo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar