Aku menangis-nangis, aku takut kalo kehilangan sahabatku ini. Karena darahnya terus saja mengalir.
"Jimin....Jimin...Bangunlah..." ucapku kepadaanya sambil menangis.
Aku terus menangis dan menangis. Sampai-sampai aku diomelin sama pria yang ada diambulan.
"Hey, apa kau tidak bisa diam? Diamlah kau sangat menggangguku!" ucap pria itu.
Tangisku pun semakin kencang. Hingga pria itu menyuruhku untuk keluar dari ambulan. Akhirnya aku berhenti meenangis.
Ambulan akhirnya sampai, Jimin langsung dibawa keruang UGD. Sedangkan aku masih menunggunya.
(Seulbin Pov End)
.....
(Jungkook Pov)
Setelah aku sampai dirumah, aku langsung masuk kekamar dan mandi. Karena kata Ibu dan Ayahku ada tamu spesial yang akan datang. Aku tak tahu siapa yang akan datang kerumahku malam-malam seperti ini. Ibuku juga telah menyiapkan jas dan kemeja untukku. Setelah aku selesai mandi aku langsung dipanggil oleh ayahku, karena tamunyaa sudah datang. Pas aku sampai diruang tamu, aku melihat ada rekan ayahku dan keluarganya. Pas aku lihat, aku sangat terkejut karena anak rekan ayahku adalah Kang Nana. Dan lebih kagetnya lagi adalah dia akan dijodohkan denganku. Aku menahan emosiku hingga tamu itu pulang. Setelah tamu itu pulang, aku berbicara dengan ayah dan ibu.
"Ayah, aku tak mau menikah dengannya. Aku sudah mempunyai perempuan yang aku cintai." Ucapku.
"Apa? Secepatnya kamu harus lupakan perempuan yang kau cintai. Kamu harus menikah dengan Kang Nana!" Ucap ayah marah.
"Tidak, aku tidak mau dan tidak akan menikahinya." Ucapku terus mengelak.
"Apa kamu tahu, jika kamu menikahi Kang Nana, hidupmu akan bahagia. Kamu akan menjadi Ketua President diperusahaan ayahnya." Ucap ayah.
"Aku tak perduli dengan pekerjaan itu. Aku menyukai seni musik. Dan aku tak menyukai pekerjaan kantor gila itu."
*plakkkkkk....(ayah menamparku)
"Cukup Ayah!" Ucap ibu sambil mendekatiku.
Tetapi ayah tak mendengarkannya.
"Dasar anak keras kepala! Sudah ku bilang lupakan tentang seni musikmu itu!" Ucap ayah marah sambil menamparku.
"Hah? Aku tak akan melupakan seni musikku. Seni musik itu sudah menjadi kehidupan untukku." Ucapku sambil pergi kekamar.
Setelah sampai dikamar, aku menelpon Kim Seulbin. Tapi ngga diangkat-angakat. Perasaanku tak enak kepadanya. Aku mengambil tasku dan memasukkan beberapa baju dan salah satunya baju seragam. Aku kabur lewat jendela dan berlari mengambil sepedaku. Dan aku langsung kabur lewat pintu pinggir. Aku mengayuh sepedaku dengan cepat. Saat diperjalanan terlihat sangat sepi dan aku berhenti sebentar dimini market untuk membeli makanan. Aku duduk dikursi yang disediakan sambil menyantap ramen yang kubeli. Saat aku sedang menyantap maakananku. Aku melihat gitar yang tergeletak disebrang jalan. Aku bangun lalu mengambil gitar tersebut. Aku membukanya. Astaga, ini adalah gitar yang ku berikan pada Kim Seulbin. Perasaanku tidak enak, sepertinya terjadi sesuatu padanya. Aku langsung mengambil tasku dan menaiki sepedaku. Aku mengayuh sepedaku dengan kencang sambil menghubunginya. Tak diangkat terus menerus. Aku semakin khawatir hingga aku sampai didepan rumahnya. Aku menelpon lagi dan lagi tetapi tetap saja tak diangkat. Aku duduk dideepan pintu pagarnya. Saat sedang menunggu aku mendengar suara tangisan. Aku sangat merinding dan ketakutan. Suara itu semakin lama semakin dekat denganku. Aku bangun dan menengok kearah suara itu.
"Seulbinna!" Ucapku sambil berlari kearahnya.
Aku langsung memeluknya dan berbicara...
"Gwenchana?" Ucapku.
Seulbin terus saja menangis, dia memelukku dan menangis.
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?" Ucapku bingung.
"Jimin....." Ucapnya.
"Hah? Kenapa dengan Jimin?" Ucapku penasaran.
"Jimin tadi ketabrak dan sekarang dia di Rumah Sakit. Dia sedang sekarat sekarang." Ucapnya sambil menangis.
"Apa? Mari kita bicara didepan rumahmu saja." Ucapku sambil menggandeng tangannya.
Saat didepan rumahnya, kami duduk dan berbicara.
"Baiklah, ceritakan bagaimana Jimin bisa tertabrak?" ucapku.
"Saat kita berpisah dijalan, Gue nginget gitar yang lu kasih. Gue langsubg lari kehalte dan langsubg naik bus ke sekolah lagi. Pas udaah sampai di sekolah, gue langsung ngambil gitar itu. Sampai akhirnya gue ngeliat Jimin saat gue lagi jalan pulang. Dia sedang minum dikaki lima. Terus dia ngajak gue ke taman. Terus pas disebrang minimarket, Jimin bilang mau beli makanan buat kita ditaman. Terus gue nunggu sambil nelpon sama ibu gue. Pas gue lagi telponan, Jimin nyebrang, jalanan terlihat sepi. Tapi ada laki-laki misterius, yang memang sengaja menbrak Jimin. Gue kaget dan langsung berlari ke Jimin yang udh tergeletak." Ucapnya.
"Yaudah, sekarang tenangin hati lo. Besok kita jenguk dia. Orang tuanya udh ada disanakan?" Ucapku.
" iya..." Ucapnya sedikit tenang.
Kami ngobrol didepan rumahnya sampai sekitar jam setengah dua belas.
"Oh.. ya lo ngga pulang?" Ucapnya.
"Mmmm....Gue boleh nginep dirumah lo ngga? Tapi kalo ngga boleh juga gak papa kok." Ucap gue.
"Oh boleh kok, ada kamar kosong disini. Haha yaudah ayo masuk!" ucapnya.
Kami berdua langsung masuk kerumah Kim Seulbin.
(Jungkook Pov End)
.....
(Seulbin Pov)
"Aku Pulang....Ibuuuuuu!" Ucapku.
"Kim Seulbinnnn, kamu kenaapa pulang larut malam se.... eh ada temennya. Kamu bukan Jimin ya?" ucap ibuku yang langsung terkejut melihat Jungkook.
"Ibu ini teman ku Jeon Jungkook, dia mau nginap disini. Dirumahnya sedang ada masalah bu. Terus mau kerja kelompok juga." Ucapku bohong.
"Oh, iya iya... Seulbin kamu antarkan dia kekamar tamu yang disamping kamarmu aja. Udah bersih kok." Ucap ibuku.
Aku langsung mengajak Jungkook kekamarnya.
"Ibu lo juga kenal Jimin?" ucap Jungkook.
"Yaiyalah, dia juga pernah nginep disini ko. Maaf ya tadi gue asal ngucap ke ibu gue buat alesan lo nginep disini." Ucapku.
"Oh iya gapapa kok." Ucapnya.
"Emangnya kenapa lo nginep disini?" ucapku.
"Ohh..ada masalah keluarga aja" ucapnya.
Akhirnya kami sampai didepan kamar tamu.
"Nih kamarnya... yaudah gue langsung kekamar ya. Gue mau mandi. Lo kalo mau mau mandi dilemari ada handuk ko. Ntar abis mandi kita makan malam ya." Ucapku sambil berjalan menuju kamar.
Aku pun langsung masuk ke kamar dan langsung mandi. Setelah mandi aku langsung ngetuk kamar Jungkook.
*Tok...Tok..Tok...
"Woy lo mau makan ngga?" ucapku.
"Seulbin, lo bisa masuk ngga?" ucapnya.
Aku masuk dan melihatnya lagi diatas kasur, lagi ketakutan soalnya dilantai ada kecoa.
*plakkkkk....
"Ngga lo, ngga Jimin sama aja takut sama kecoa. Hufttt" ucapku sambil ngeliat Jungkook yang setengah gak pake baju.
"Aigoo, lo belom mandi daritadi?" ucapku sambil menutup mata.
"Lo tungguu sini aja ya, gue mau mandi. Gue takut ada kecoa lagi." Ucapnya sambil masuk kekamar mandi.
Aku menunggunya sambil duduk diatas tempat tidur. Tetapi aku masih saja memikirkan Jimin. Aku takut terjadi apa-apa dengan Jimin. Pas aku lagi bengong, aku lihat gitarku disamping tasnya Jungkook.
"Aaaaa.... Gitar gue akhirnya kembali." Ucapku sambil mengambil gitarnya.
Aku membuka dan mengambil gitarnya. Aku memainkannya dengan lagu yang kubuat dengan Jimin. Aku bernyanyi, tiba-tiba pas dibagian Jimin si Jungkook langsung nyanyi. OMG, gak nyangka si Jungkook udh apal lagunya. Kami berdua akhirnya duet. Aku benar-benar sangat bahagia bersamanya.
Bersambung.....
Tunggu Chapter berikutnya ya chingu....
Please Shere and Comments^^
Gomawo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar